MANAJEMEN PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DI DESA BATU MILA SEBAGAI PENDAPATAN TAMBAHAN PETANI LAHAN KERING

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31850/jdm.v1i1.246

Keywords:

feses, kambing, pemeliharaan, pupuk organik, ternak.

Abstract

Pelaksanaan program kegiatan pengabdian secara umum telah memberikan hasil melalui implementasi teknologi manajemen kandang dan pengelolaan limbah ternak berupa feses. Metode yang digunakan sebagai solusi permasalahan mitra adalah dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan.Pola manajemen kandang yang dilakukan adalah sistem panggung baterai. Dimana setiap baterai diisi satu ekor ternak. Pakan hijauan cenderung diberikan adalah daun gamal, meskipun gamal memiliki kandungan nutrisi baik, namun masih terdapat beberapa hijauan yang tersedia dan cukup baik diberikan pada ternak kambing, salah satunya adalah daun jati putih yang cukup tersedia di lokasi mitra.Untuk pengembangan usaha ternak yang lebih baik dibutuhkan setidaknya 1 ekor pejantan untuk merangsang peningkatan siklus masa birahi ternak. Pengolahan limbah ternak kambing berupa feses lebih berpotensi untuk dijadikan sumber penghasilan. Feses kambing tersedia dan tidak dimanfaatkan oleh mitra dengan baik. Penggunaan feses tanpa adanya pengolahan (fermentasi) dapat merugikan tanaman karena kandungan amoniak dan tekstur feses yang dapat berpengaruh ke tanaman.

References

Idris, I. 2009. Agribisnis Kambing. Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Kabupaten Sidenreng Rappang.

Hasan, S. 2012. Hijauan Pakan Tropik. Bogor, IPB Press. 120 Halaman.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan, Pustaka Wirausaha Muda, Bogor.

Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan 5. Jakarta, Penebar Swadaya. 120 Halaman.

Setiawan, A.I. 2004. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan 8. Jakarta, Penebar Swadaya. 82 Halaman.

Suriadikarta, D.A. dan Setyorini, D. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Bab 11 Baku Mutu Pupuk Organik. Halaman 231-244. Diedit oleh Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.A., Saraswati, R., Setyorini, D., dan Hartatik, W. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Published

2017-09-10